Sabtu, 04 Desember 2010

PERTUMBUHAN PENDUDUK LOKAL (DKI Jakarta)


Jumlah penduduk dalam periode 2002-2006 terus mengalami peningkatan walaupun pertumbuhannya mengalami penurunan. Tahun 2002 jumlah penduduk sekitar 8,50 juta jiwa, tahun 2006 meningkat menjadi 8,96 juta jiwa, dan dalam lima tahun ke depan jumlahnya diperkirakan mencapai 9,1 juta orang. Kepadatan penduduk pada tahun 2002 mencapai 12.664 penduduk per km2, tahun 2006 mencapai 13.545 penduduk per km2 dan diperkirakan dalam lima tahun kedepan mencapai 13.756 penduduk per km2.


Laju pertumbuhan penduduk pada periode tahun 1980-1990 sebesar 2,42 persen per tahun, menurun pada periode 1990-2000 dengan laju 0,16 persen. Pada periode 2000-2005, laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,06 persen per tahun.
Sepanjang periode 2002-2006 angka kematian bayi turun secara signifikan, yaitu dari 19,0 per 1000 kelahiran hidup tahun 2002 menjadi 13,7 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2006. Dengan penurunan angka kelahiran total dari 1,56 pada tahun 2000 menjadi 1,53 pada tahun 2006, maka terlihat faktor dominan yang mempengaruhi pertambahan jumlah penduduk adalah turunnya angka kematian bayi disamping migrasi dalam jumlah yang cukup besar karena pengaruh daya tarik Kota Jakarta sebagai pusat administrasi pemerintahan, ekonomi, keuangan, dan bisnis.

Dilihat dari struktur umur, penduduk Jakarta sudah mengarah ke ”penduduk tua”, artinya proporsi ”penduduk muda” yaitu yang berumur 0-14 tahun sudah mulai menurun. Bila pada tahun 1990, proporsi penduduk muda masih sebesar 31,9 persen, maka pada tahun 2006 proporsi ini menurun menjadi 23,8 persen. Sepanjang tahun 2002-2006, proporsi penduduk umur muda tersebut relatif stabil, yaitu sekitar 23,8 persen. Sebaliknya proporsi penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas) naik dari 1,5 persen pada tahun 1990, menjadi 2,2 persen pada tahun 2000. Tahun 2006, proporsi penduduk usia lanjut mengalami kenaikan menjadi 3,23 persen. Kenaikan penduduk
lansia mencerminkan adanya kenaikan rata-rata usia harapan hidup, yaitu dari 72,79 tahun pada tahun 2002 menjadi 74,14 tahun pada tahun 2006.

Jumat, 03 Desember 2010

KEBUDAYAAN LOKAL ( BALI)




Tumpek Uduh atau Pengatag Di Bali, Hari ini jatuh pada Saniscara Kliwon Wara Wariga, Uduh artinya memerintah atau memohon. Pengatag berasal dari kata atag, artinya memanggil. Disebut demikian karena pada hari ini umat hindhu di Bali memrintahkan atau memohon dengan cara memanggil agar pohon-pohon mau berbuah lebat. Sesungguhnya Hari ini  adalah pemujaan Dewa Sangkara, manifestasi Tuhan yang menjadi dewanya tumbuh-tumbuhan atau pepohonan khususnya yang berbuah. Upacara di gelar pada pepohonan yang berbuah paling lebat, sedangkan masing-masing pohon di ketok dengan ucapan yang bermakna memohon agar pepohonan berbuah lebat kemudian di gantungi gantung-gantungan,


Pertunjukan Tari Tradisional Bali
Di Bali terutama di daerah Ubud setiap malam para wisatawan dapat menonton pertunjukan tari tradisional Bali.Di beberapa tempat di Ubud diadakan berbagai macam tarian Bali dari berbagai sanggar tari,biasanya tarian yang populer dikalangan para wisatawan antara lain yaitu tari Legong,tari Kecak,tari Barong dan lain-lain.Tari Legong yang menjadi salah satu tarian favorit yang ditonton oleh para wisatawan baik wisatawan Nusantara maupun wisatawan mancanegara merupakan tarian yang dikembangkan di keraton atau istana-istana di Bali.Tari Legong biasanya ditarikan oleh dua orang gadis dan tari Legong sendiri mempunyai banyak ragam atau macamnya.Sedangkan tari Kecak merupakan sebuah tarian yang ditampilkan oleh banyak orang dengan diiringi teriakan atau nyanyian dengan irama merdu dari puluhan laki-laki yang duduk melingkar di arena tari dengan menyuarakan"cak-cak-cak-cak".Tarian ini mengambil tema atau cerita Ramayana sedangkan tari Barong yang menjadi salah satu tarian favorit yang ditonton oleh para wisatawan merupakan sebuah tarian yang menceritakan pertarungan tiada akhir antara Barong sebagai lambang kebaikan dan Rangda sebagai lambang kejahatan.Di samping tarian-tarian tersebut masih banyak lagi tarian yang dapat ditonton di Ubud dan daerah-daerah lain di Bali. 
 

PERTUMBUHAN PENDUDUK DUNIA (korea selatan)


Korea Selatan akan mengalami penurunan jumlah populasi mulai tahun 2018, dan struktur demografisnya menjadi beragam secara cepat. Menurut sebuah laporan tren sosial oleh Arsip Data Ilmu Sosial Korea, jumlah keluarga imigran telah melonjak di Korea sejak akhir tahun 1980an dan telah menjadikan bangsa ini menjadi sebuah masyarakat multikultural.

Laporan tersebut mengatakan bahwa penduduk dan tenaga kerja akan mulai menurun dalam waktu 10 tahun, disebabkan berkurangnya angka kelahiran. Pada kenyataannya, angka kelahiran Korea Selatan pada tahun 2008 merupakan yang terendah di dunia, selain Hongkong dan Macao. Laju pertumbuhan penduduk rata-rata setiap tahunnya secara nasional diperkirakan sebesar 0,3% dari tahun 2005 sampai 2010, dan jika tren ini dibiarkan, jumlah penduduk akan menjadi 42,34 juta orang pada tahun 2050, lebih rendah 10% dari angka tahun ini.

Masuknya keluarga imigran dan tenaga kerja asing secara berkelanjutan yang sangat berbeda dengan tren ini, akan membuat Korea menjadi sebuah masyarakat yang multirasial dan multikultural. Akan tetapi, para pendatang itu masih minoritas di Korea dan menghadapi beberapa masalah sosial dan diskriminasi. Itu artinya keragaman demografis ini belum dapat mengarah kepada keragaman budaya, sehingga gagal untuk meningkatkan toleransi sosial terhadap para imigran. Hal ini tidak diharapkan dalam suatu negara, dimana tenaga kerja asing, keluarga imigran dan pelajar asing dengan cepat masuk ke dalam negeri. Walaupun Korea telah memasuki sebuah masyarakat multikultural, masih diperlukan banyak waktu untuk menjadikannya menjadi masyarakat yang benar-benar toleran terhadap mereka yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Saat ini sekitar 40% dari perkawinan yang terjadi di daerah pedesaan adalah dengan perempuan imigran. Dan sekitar separuh dari bayi yang baru lahir memiliki ibu yang merupakan imigran. Jika tenaga kerja asing terus diterima untuk mengganti tenaga kerja lokal, jumlah imigran akan mencapai lebih dari setengah populasi Korea pada tahun 2050. Mereka akan menjadi pilar dari masa depan negara masyarakat yang multirasial ini.


Sepertinya sudah tidak dapat terelakkan lagi bahwa pada akhirnya para imigran dan anak-anak dari rumah tangga multikultural akan menjadi anggota utama masyarakat Korea. Setidaknya sampai sekarang belum ada langkah-langkah komprehensif yang sistematis untuk para imigran, masyarakat multiras dan keluarga multikultural. Sementara tenaga kerja asing hanya dilihat dari sudut pandang ekonomi saja yaitu permintaan dan ketersediaan tenaga kerja, sementara keluarga imigran telah didekati dari sudut pandang integrasi sosial dan kesejahteraan.

Sudah waktunya untuk membuat langkah-langkah komprehensif dalam menyiapkan diri menuju masyarakat yang multiras dan multikultural serta perubahan persepsi publik terhadap mereka dalam sebuah masyarakat yang tidak berimbang.
Departemen Urusan Dalam Negeri dan Administrasi Negara tanggal 18 Nopember mengumumkan bahwa jumlah penduduk Korea Selatan telah menembus angka 50 juta orang sehingga menempatkan negeri ini pada urutan ke-24 dari 194 negara di dunia.
Sampai 1 Juli 2007, jumlah penduduk dunia diperkirakan mencapai 6,67 milyar orang. Jumlah penduduk di seluruh Semenanjung Korea, termasuk Korea Utara, mencapai sekitar 73 juta orang sehingga jika terjadi unifikasi Korea maka akan menempati ranking ke-18 terbesar di dunia dalam segi jumlah penduduk.


Penduduk yang tercatat


Jumlah penduduk 50 juta didasarkan atas pendaftaran penduduk yang berdomisili di Korea Selatan. Sampai akhir Oktober 2007, sebanyak 49.194.085 orang terdaftar sebagai penghuni (24,6 juta pria dan 24,5 juta wanita) dan jika dimasukkan pula seluruh 624.377 orang asing yang tinggal dan 268.845 orang yang tidak terdaftar lagi setelah pindah rumah, maka total penduduk Korea Selatan diperkirakan 50.087.307 orang atau mencapai 50 juta lebih. Jumlah itu merupakan yang terbesar untuk pertama kalinya dalam sejarah Korea.
Selain itu, penduduk usia 19 tahun ke atas yang memiliki hak pilih dalam pemilihan presiden yang akan diadakan 19 Desember, jumlahnya diperkirakan 37.805.262 orang atau 76.8 persen dari total penduduk Korea Selatan.
Rasio jenis kelamin



Pria
24.652.936 orang
50,11 persen
Wanita
24.541.149 orang
49,89 persen


Komposisi penduduk menurut daerah



Daerah
Seoul
Busan
Daegu
Incheon
Gwangju
Daejeon
Penduduk
10.190.249
3.590.347
2.493.505
1.412.900
1.412.900
1.474.394
Rasio
20,71
7,30
5,07
5,40
2,87
3,00
Daerah
Ulsan
Gyeonggi
Gangwon
Chungbuk
Chungnam
Jeonbuk
Penduduk
1.097.065
11.055.658
1.503.572
1.503.733
1.990.557
1.860.599
Rasio
2,23
22,47
3,06
3,06
4,05
3,78
Daerah
Jeonnam
Gyeongbuk
Gyeongnam
Jueju
&nbsp
&nbsp
Penduduk
1.932.170
2.681.468
3.190.204
559.786
&nbsp
&nbsp
Rasio
3,93
5,45
6,48
1,14
&nbsp
&nbsp


Daerah yang menunjukkan rasio peningkatan penduduk tinggi hingga akhir tahun 2006



Daerah
Gyeonggi
Incheon
Gyeongnam
Chungnam
Peningkatan (orang)
149.625
33.487
17.347
16.124


Peningkatan penduduk yang berdomisili



Tahun
1969
1977
1984
1995
2002
4 Januari 2007
Penduduk
30 juta
35 juta
40 juta
45 juta
48 juta
49 juta


Penduduk lansia berumur 65 tahun ke atas



Penduduk
Rasio
Peningkatan dari akhir tahun sebelumnya
4.817.699 orang
9.8%
26.966 orang


Komposisi penduduk menurut marga



Nama keluarga
Kim
Lee
Park
Jeong
Choi
Penduduk
10.575.382
7.247.952
4.154.595
2.386.921
2.321.853
Rasio
21,50%
14,73%
8,45%
4,85%
4,72%


Kamis, 02 Desember 2010

kebudayaan negara korea

Pasti kalian tau kan tentang Negara korea… apalagi sekarang lagi famous- famousnya film korea di Indonesia..mungkin kalian juga hafal sama beberapa judul film korea yang sedang tayang sekarang-sekarang ini bahkan mungkin kalian ngefans sama actor dan aktris nya…tapi apakah kalian tau tentang sejarah juga kebudayaan Negara korea?????????????? Kalo belum tau yok sama-sama kita cari tau.agar kita bisa melihat dan mengetahuinyaa!!!!!

KEBUDAYAAN KOREA
1. Tentang Korea dan Sejarah Singkatnya.
         Nama asli Negara korea adalah Taehan Min’Guk dengan luas wilayah 98.400 km² dan jumlah penduduk sebanyak 48.289.037 jiwa. Bentuk Negara republic dengan kepala Negara Presiden, kepala pemerintahan perdana menteri, dan system pemerintahan presidensial terpusat. Ibu kota Korea Selatan adalah Seoul, dengan bahasa nasional Korea dan mata uang Korsel adalah Won. Kebanyakan penduduk Korea beragama Kristen, Buddha, dan Chongogyoisme. Lagu kebangsaan Korea Selatan adalah Aegukga.
          Sejarah awal Korea berkisar di sekitar kerajaan kuno Choson yang muncul sekitar 2.300 tahun sebelum Masehi. Pada sekitar abad ke-2 sebelum Masehi, bangsa Cina mendirikan koloni di daerah kerajaan tersebut. Namun, lima abad kemudian, bangsa Korea mengusir mereka keluar. Sejak itu, muncul sebuah kerajaan, yaitu kerajaan Silla. Kerajaan Silla (668 – 935) membawa puncak ilmu pengetahuan dan budaya yang besar. Akibat adanya kerusuhan yang terjadi di dalam negeri pada abad ke 10, dinasti Silla jatuh dan digantikan oleh dinasti Koryo. Selama periode kepemimpinan dinasti Koryo (935 – 1392), Korea mengalami banyak serbuan. Tentara Mongol yang dipimpin oleh Genghis Khan menyerbu dan akhirnya menguasai Korea sehingga Korea menjadi bagian kekaisaran Mongol.
Setelah runtuhnya Mongol pada akhir abad ke-14, berbagai golongan bangsawan dan militer berusaha memegang kekuasaan di Korea . Akhirnya, seorang jenderal yang bernama Yi Sung-Gy menghilangkan pemerintahan yang korup dan mendirikan dinasti Yi (1392 – 1910). Kongfucuisme diperkenalkan sebagai agama resmi. Reformasi politik dan social dimulai. Ibu kota negara dipindahkan dari Kaesong ke Seoul . Namun, Korea masih tetap terancam oleh Cina dan Jepang. Kedua negara tersebut ingin menguasai Korea untuk memperluas wilayah mereka. Setelah serangan yang gagal dari kepang pada tahun 1592 – 1598, Korea jatuh di bawah kekuasaan Manchu dari utara. Beberapa abad berikutnya, Korea menutup diri dari pergaulan dunia menjadi negara pertapa. Pada tahun 1800-an, Rusia, Jepang, dan Cina bersaing untuk menguasai Korea . Setelah perang Rusia – Jepang pada tahun 1904 – 1905, Jepang bergerak ke semenanjung Korea dan mendudukinya pada tahun 1910. Pada tahun 1919, penduduk Korea mengadakan demonstrasi secara damai karena menginginkan kemerdekaan. Akan tetapi, polisi Jepang membubarkannya, malah ada yang dibunuh dalam aksi tersebut.
Pada tahun 1945, di akhir perang dunia II, tentara Uni Soviet menduduki bagian utara Korea sedangkan tentara Amerika di bagian selatan. Setelah membuat suatu perjanjian, Korea dibagi sejajar dengan garis lintang 38˚. Pada bagian selatan berdirilah Republik Korea , sedangkan di daerah utara didirikan Republik Demokratik Rakyat Komunis. Pada tanggal 25 Juni 1950, tentara Korea Utara menyerang Korea Selatan dalam upaya menyatukan Korea dibawah kekuasaan komunis. Korea Utara yang memakai persenjataan yang disediakan oleh Uni Soviet menang atas Korea Selatan. Akan tetapi, atas bantuan PBB, Korea Selatan diselamatkan atas kekalahan dan pertempuran pun diakhiri dengan gencatan senjata pada bulan Juli 1953. Sejak saat itu, berbagai perundingan yang dilakukan untuk menyatukan Korea selalu gagal.
 2. Keadaan social budaya Korea Selatan
a)     Budaya Perkawinan
Kebudayaan garis keluarga di Korea adalah berdasarkan atas sistem Patrilinial. Pria memegang peranan penting dalam kesejahteraan keluarga dan diwajibkan untuk bekerja. Wanita diperbolehkan untuk bekerja hanya kalau diperbolehkan oleh suami atau jika hasil kerja suaminya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tugas utama wanita adalah untuk mengasuh anak dan menjaga rumah.
Budaya perkawinan Korea sangat menghormati kesetiaan. Para janda, jika suami mereka mati muda, tidak dizinkan menikah lagi dan harus mengabdikan hidupnya untuk melayani orang tua dari suaminya. Begitu juga yang terjadi pada seorang duda yang harus melayani orang tua dari istrinya walaupun istrinya tersebut mati muda.
b)    Budaya dalam hal keturunan
Dalam budaya Korea , keturunan atau anak dianggap sebagai sebuah anugerah yang amat besar dari Tuhan. Oleh karena itu, setiap keluarga disarankan untuk memiliki paling tidak seorang keturunan. Oleh karena budaya yang amat menghormati anugerah Tuhan tersebut, aborsi yang bersifat sengaja akan diberikan hukuman yang amat berat secara adapt, yaitu hukuman mati kepada sang Ibu dan orang lain yang mungkin terlibat di dalamnya, seperti suaminya (jika suaminya yang memaksa), dokter (jika dokter yang memberikan sarana untuk aborsi), dan lain-lain. Akan tetapi, secara hukum, tidak akan diadakan hukuman mati. Hukuman mati biasanya hanya dilaksanakan di daerah pedalaman Korea di mana adat masih berpengaruh secara kuat.
Pembagian harta warisan dalam budaya ini amatlah adil. Tanpa memperdulikan jenis kelamin, keturunan dari seseorang akan mendapatkan pembagian harta dengan jumlah yang sama dengan saudara-saudaranya. Akan tetapi, dalam prakteknya ini tidak selalu terjadi. Kebanyakan orang tua menyisihkan lebih banyak harta warisan kepada anak tertua mereka.
c)     Budaya Makanan
Dalam budaya Korea , ada satu makanan khas yang memiliki suatu arti yang tidak dimiliki oleh makanan lainnya. Makanan ini disebut kimchi. Di setiap session makanan, ketidakberadaan kimchi akan memberikan kesan tidak lengkap. Kimchi adalah suatu makanan yang biasanya merupakan sayuran yang rendah kalori dengan kadar serat yang tinggi (misalnya bawang, kacang panjang, selada, dan lain-lain) yang dimasak sedemikian rupa dengan bumbu dan rempah-rempah sehingga menghasilkan rasa yang unik dan biasanya pedas. Dalam kenyataannya (menurut hasil penelitian kesehatan WHO), jenis-jenis kimchi memiliki total gizi yang jauh lebih tinggi dari buah manapun.
Hal yang membuat kimchi menjadi makanan yang spesial ada banyak faktornya. Faktor pertama adalah pembuatannya. Kimchi (dalam hal ini adalah kimchi yang dihidangkan untuk acara-acara spesial, bukan kimchi untuk acara makan biasa dan sehari-hari) dibuat oleh wanita dari keluarga bersangkutan yang mengadakan acara tersebut dan hanya bisa dibuat pada hari di mana acara tersebut dilaksanakan. Semakin banyak wanita yang turut membantu dalam pembuatan kimchi ini, semakin “bermakna” pula kimchi tersebut. Kimchi juga merupakan faktor penentu kepintaran atau kehebatan seorang wanita dalam memasak. Konon katanya, jika seorang wanita mampu membuat kimchi yang enak, tidak diragukan lagi kemampuan wanita tersebut dalam memasak makanan lain. Faktor ketiga adalah asal mula kimchi. Kimchi pada awalnya dibuat oleh permaisuri dari Raja Sejong sebagai hidangan untuk perayaan Sesi.

d)     Kebiasaan / Tradisi, Kesenian, dan Bahasa Korea Selatan
Ada sebuah tradisi / kebiasaan yang cukup terkenal di Korea. Tradisi ini dinamakan “sesi custom”. Tradisi sesi dilaksanakan sekali setiap tahun. Sesi adalah sebuah tradisi untuk mengakselerasikan ritme dari sebuah lingkaran kehidupan tahunan sehingga seseorang dapat lebih maju di lingkaran kehidupan tahun berikutnya. Tradisi sesi dilaksanakan berdasarkan kalender bulan (Lunar Calender). Matahari, menurut adat Korea , tidak menunjukkan suatu karakteristik musiman. Akan tetapi, Bulan menunjukkan suatu perbedaan melalui perubahan fase bulan. Oleh karena itu, lebih mudah membedakan adanya perubahan musim atau waktu melalui fase bulan yang dilihat.
Dalam tradisi sesi, ada lima dewa yang disembah, yaitu irwolseongsin (dewa matahari bulan dan bintang), sancheonsin (dewa gunung dan sungai), yongwangsin (raja naga), seonangsin (dewa kekuasaan), dan gasin (dewa rumah). Kelima dewa ini disembah karena dianggap dapat mengubah nasib dan keberuntungan seseorang. Pada hari di mana sesi dilaksanakan, akan diadakan sebuah acara makan malam antar sesama keluarga yang pertalian darahnya dekat (orang tua dengan anaknya). Acara makan wajib diawali dengan kimchi dan lalu dilanjutkan dengan “complete food session”.
Ada juga mitos lain dalam memperoleh keberuntungan menurut tradisi Korea, antara lain “nut cracking” yaitu memecahkan kulit kacang-kacangan yang keras pada malam purnama pertama tahun baru, “treading on the bridge” yaitu berjalan dengan sangat santai melewati jembatan di bawah bulan purnama pada malam purnama pertama tahun baru yang katanya dapat membuat kaki kita kuat sepanjang tahun, dan “hanging a lucky rice scoop” yaitu menggantungkan skop (sendok) pengambil nasi di sebuah jendela yang katanya akan memberi beras yang melimpah sepanjang tahun.
Kesenian tradisional di Korea, dalam hal ini musik dan tarian, diperuntukkan khusus sebagai suatu bagian dalam penyembahan “ lima dewa”. Ada beberapa alat musik tradisional yang digunakan, misalnya hyeonhakgeum (sejenis alat musik berwarna hitam yang bentuknya seperti pipa dengan tujuh buah senar) dan gayageum (alat musik mirip hyeonhakgum tetapi bentuk, struktur, corak, dan cara memainkannya berbeda dan memiliki dua belas buah senar). Tarian tradisional yang cukup terkenal di Korea antara lain cheoyongmu (tarian topeng), hakchum (tarian perang), dan chunaengjeon (tarian musim semi). Tarian chunaengjeon ditarikan sebagai tanda terima kasih kepada dewa irwolseongsin dan dewa sancheonsin atas panen yang berhasil.
Bahasa yang digunakan di Korea adalah bahasa Korea . Penulisan bahasa Korea dinamakan Hangeul. Hangeul diciptakan oleh Raja Sejong pada abad ke 15. Hangeul terdiri dari 10 huruf vokal dan 14 konsonan yang bisa dikombinasikan menjadi banyak sekali huruf-huruf dalam bahasa Korea. Hangeul sangat mudah dibaca dan dipelajari. Hangeul juga dianggap sebagai bahasa tulisan yang paling sistematik dan scientific di dunia.
sumber :




Template by:

Free Blog Templates